Breast Pump Manual vs Breast Pump Elektrik

Sejak masa kehamilan, aku sudah bertekad untuk dapat memberkan Asi Eksklusif kepada anakku ketika lahir. Begitu banyak upaya yang ku lakukan agar tujuanku dapat tercapai. Salah satunya adalah dengan memiliki breast pump. Berdasarkan informasi yang ku dapat penggunaan breast pump mampu mengoptimalkan produksi Asi.



Mengutip kalimat dari seseorang bahwa “Pumping itu dilakukan untuk memperbanyak Asi, bukan karena Asi-nya banyak”. Kata kata tersebut selalu terngiang dan memberi motivasi bagiku. Oleh karena itu aku memutuskan untuk membeli breast pump. Persoalan timbul ketika aku mnegetahui ada 2 jenis breast pump dimana ada breast pump manual dan breast pump elektrik.

Masing masing jenis breast pump tersebut memliki kelebihan dan kelemahannya masing masing. Berkut akan ku deskripsikan kelebihan dan kelemahannya.

1. Cara Pemakaian
Hal mendasar yang membedakan breastpump manual dan elektrik yautu cara pemakaiannya. Breastpump manual digerakkan oleh tenaga penggunanya sedangkan breastpump elektrik digerakkan oleh tenaga listrik atau baterai. Penggunaan breastpump manual memerlukan tenaga lebih besar dan lebih banyak dibandingkan breastpump manual.


2. Waktu dan Tenaga
Penggunaan breast pump manual memerlukan waktu dan tenaga yang lebih lama dibandingkan breastpump elektrik. Hal  ini terjadi karena pada breastpump manual pengguna harus menggerakan tuas pada alatnya secara langsung untuk memompa. Sedangkan pada breastpum elektrik, pengguna cukup memegang botolnya saja karena pemompaan dilakukan secara otomatis.

3. Harga
Breastpump manual dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan breastpump elektrik. Hal ini wajar terjadi mengingat sparepart yang tersedia pada breastpump elektrik lebih banyak dan lebih mahal.

4. Indikator waktu dan level tenaga pemakaian
Breastpump manual tidak dilengkapi dengan indikator waktu dan level dari tenaga pemompaannya. Sehingga pengguna biasanya melakukan pemompaan dengan melihat waktu secara manual. Begitu juga dengan tenaga yang dikeluarkan dapat disesuaikan dengan kekuatan atau tenaga yang dikeluarkan oleh penggunanya. Pada breastpump elektrik terdapat indikator waktu yang dapat diketahui oleh penggunanya. Sehingga pengguna dapat melihat sudah berapa lama ia melakukan pemompaan. Selain itu, terdapat level dari kekuatan pemompaan yang dapat disesuaikan dengan kenyamanan pengguna. Namun indikator waktu dan level tersebut tidak terdapat pada semua jenis breastpump elektrik.

5. Suara
Breastpump manual cenderung memiliki suara yang tidak keras dan mengganggu. Pada breastpump elektrik ada suara yang dikelurkan dari alatnya. Pada sebagian merk breastpump elektrik suara tersebut cukup mengganggu apalagi ketika pemompaan dilakukan di malam hari.


Perbedaan lainnya yang cukup menyita perhatian yaitu ketika pertama kali digunakan, breastpump manual lebih mudah digunakan dibandingkan breastpump elektrik. Tentu saja hal ini merupakan penilaian yang subjektif karena pada banyak orang mereka juga langsung nyaman ketika menggunakan breastpump manual. Namun seiring berjalannya waktu memang penggunaan breastpump elektrik teraa lebih mudah karena terasa lebih simple dan tidak membutuhkan banyak tenaga.

Tetapi dari segi pembersihan dan perawatan sparepart, breastpump manual lebih mudah dibersihkan dibandingkan breastpumo manual. Selain itu perawatannya juga lebih mudah serta murah jika ada kerusakan dibandingkan dengan breastpump elektrik.

Apapun pilihan ibu mengenai breastpump manual ataupun elektrik ini tergantung selera masing masing. Karena dilihat dari fungsinya, kedua breastpump ini bertujuan untuk membantu ibu dalam melakukan pemompaan supaya lebih nyaman. Karena ada juga para ibu yang melakukan pemompaan tidak menggunakan breastpump manual maupun elektrik lho. Mereka menggunakan tangganya secara langsung untuk memerah asi dan teknik tersebut dikenal dengan sebutan 'Marmet' atau memerah asi dengan tangan tanpa bantuan breastpump.

Jadi, apapun pilihan breastpumpnya yang penting ibu harus selalu Happy ya. Sehingga asi yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi bayi dan ibunya. Punya pengalaman mengenai pemilihan breastpump? Share ceritamu di kolom komentar ya.

Hati Hati dalam Menjaga Emosi



Emosi yang naik turun kerap terjadi pada semua orang. Emosi bisa datang kapan saja tanpa mengenal waktu. Dapat dijumpai dimana saja tanpa mengenal tempat. Bahkan bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal rupa. Emosi yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan efek negatif bagi banyak orang dan tentunya hal tersebut sngat merugikan.

Jika tidak pandai mengelola emosi yang ada dalam diri, bukan hal yang mustahil hubungan silaturahmi yang sudah lama terjalin bisa putus begitu saja. Bagaimana tidak, ketika tengah emosi biasanya seseorang akan kehilangan kendali karena tidak mampu mengelola emosinya dengan baik. Akibatnya, pikiran serta ucapan yang terlontar biasanya tak sesuai. Kebanyakan orang tak mampu menjaga ucapan serta perbuatannya dengan baik ketika emosinya tengah memuncak karena tak dapat mengelola emosi tersebut dengan baik. Penyesalan akibat emosi yang telah ditimbulkanpun biasanya muncul belakangan.

Oleh karena itu penting sekali bagi setiap orang untuk dapat menjaga dan mengelola emosinya dengan baik. Supaya hal hal negatif yang timbul bisa disalurkan dengan energi yang lebih positif agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tentu bukan hal yang mudah menjalin silaturahmi kembali dengan orang yang sudah tersakiti hatinya ketika sedang emosi. Lalu bagaimana caranya agar ketika emosi tersebut datang kita bisa meredam efek negatif yang ada?

Tentu bukan hal yang mudah mengatasi hal tersebut, tapi bukan berati tidak bisa ya. Kondisi mood setiap orang tentu berubah setiap harinya. Kita tidak tahu apa yang telah terjadi pada orang lain di hari tersebut ataupun kemarinnya. Kita tidak bisa sepenuhnya mengerti apa yang telah mereka alami sehingga menjaga emosi dalam suatu hubungan amatlah penting sekali. 

Kunci dari menjaga emosi agar emosi yang kita miliki tidak terungkap dalam sesuatu yang negatif adalah Belajar. Ya, kita harus sering dan selalu belajar mengelola emosi yang ada dalam diri. Belajar mengenal situasi ketika emosi daang menghampiri. Belajar mengendalikan diri ketika emosi datang dari orang lain secara tiba tiba. Belajar mengendalikan serta mengelola informasi dengan baik supaya kita tidak ikut terbawa emosi ketika menghadapi situasi dan kondisi yang penuh emosi di sekitar kita.

Jangan terburu buru dalam menjawab ketika ada orang emosi dan menyudutkan kita dalam suatu perkara. Cermati dan maknai setiap katanya dengan baik. Jangan menjadi perasa yang amat dalam, mungkin yang menurut kita terdengar keras adalah suatu hal yang biasa baginya. Sehingga kita kaget dan tersulut emosinya padahal orang lain tak bermaksud seperti itu terhadap kita. Begitu juga sebaliknya, cobalah kendalikan nada bicara kita ketika tengah berbicara dengan orang lain. Hal yang menurut kita biasa bisa terdengar keras bahkan menyakitkan bagi orang lain. Padahal hal tersebut terjadi secra tidak sengaja bukan?

Tidak sedikit bukti dari lalainya seseorang dalam menjaga emosi yang berujung dengan pemutusan silaturahmi atau saling menyakiti. Dampaknya sangat besar dalam kehidupan karena bisa juga berujung pada tindakan kasar maupun kekerasan seseorang dan parahnya bisa berujung pada kematian. Seram sekali. 

Pokoknya, hati hati dalam menjaga emosi! Supaya kita semua tidak mudah diberdaya oleh sesuatu yang negatif. Biarpun sulit, namun kita harus yakin dan percaya kita bisa melakukan yang terbaik demi menjaga silaturahmi tetap berjalan dengan baik adanya.

Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Persalinan Metode Salsabila

Assalamualaikum..
Hallo, apa kabar semua?
Udah lama ngga nulis di blog, kali ini aku mau share cerita tentang pengalaman persalinan yang aku alami. Rasanya Alhamdulillah luar biasa sekali. Aku melakukan persalinan di Klinik Utama Cimahi Sehat, Cimahi. Baca cerita lengkapku ya, jangan hanya membaca judulnya saja atau sekilas sebelum memberikan komentar.

Jumat, 12 Oktober 2018 
Hari ini hari terakhirku kerja sebelum cuti melahirkan. Aku menyelesaikan semua tugasku sebelum cuti. Hari ini juga terasa berbeda karena aku pamit kepada teman teman kantorku. Aku juga mendapat banyak pesan serta untaian kalimat doa yang baik hari itu. HPL ku sendiri jatuh pada 22 Oktober 2018. Tapi aku sengaja mengambil cuti H-7 supaya bisa istirahat dan menyiapkan persalinanku dengan lebih tenang. Malam harinya, semua terjadi seperti biasa. Tidur yang kurang nyaman karena perutku membesar. Punggung yang terasa pegal, kaki bengkak dan hal lainnya yang sudah biasa aku rasakan. Tidak ada tanda tanda akan melahirkan seperti yang sudah diberitahukan oleh Bidan dan Dokter Kandunganku sebelumnya.

Sabtu, 13 Oktober 2018 
Seperti sudah menjadi rutinitas sejak hamil, aku pasti terbangun di sekitar pukul 01.00 atau 02.00 dini hari. Entah untuk sekedar bangun saja, ke toilet atau melaksanakan sholat malam. Hari ini juga terjadi seperti biasanya. Namun, pukul 04.00 pagi, aku merasakan cairan keluar dari jalan lahir. Aku kira, aku pipis di tempat tidur. Tapi ternyata itu adalah cairan ketuban yang tidak dapat ku berhentikan. Diantara kaget dan panik aku membangunkan suamiku. Kami berdua mencoba berfikir tenang dan tidak panik dalam mengambil keputusan. Sambil menunggu adzan Shubuh berkumandang, suami menyiapkan tas perlengkapan persalinan yang sebelumnya sudah kusiapkan (ini berguna banget sih, jadi kalau harus mendadak ke klinik bersalin ngga usah sibuk nyiapin apa yang mesti dibawa lagi)
Setelah suami sholat shubuh aku, suami ditemani Bapak pergi ke klinik. Dengan kondisi ketuban yang sudah pecah aku berusaha tenang. Setelah sampai, aku tidak merasakan mules yang semestinya dirasakan oleh perempuan yang siap melahirkan. Ketika dicek pembukaan ternyata baru pembukaan 1.

Dengan kondisi ketuban yang sudah pecah, akhirnya aku memilih menunggu di klinik. Aku mulai merasakan gelombang cinta yang datang. Aku dan suami juga mencatat waktu ketika si gelombng cinta tiba. Mules yang aku rasakan semakin bertambah di setiap jamnya. Hingga pada pukul 09.00 petugas memeriksa pembukaanku lagi, ternyata belum bertambah. Masih pembukaan 1.

Pukul 12.00 siang aku diberi antibiotik melalui infus. Hal ini dilakukan untuk melindungi bayiku karena air ketuban yang sudah pecah. Waktu terus berjalan, per 2 atau 3 jam aku kembali dicek pembukaan. Namun nyatanya hingga pukul 14.00 pembukaanku baru 1 longgar. Padahal gelombang cinta yang hadir kurasa bertambah seru di perutku.

Mamah dan Bapak juga datang siang itu, mereka kira aku sudah melahirkan atau paling tidak pembukaanku sudah bertambah banyak. Namun nyatanya tidak. Sedangkan air ketubanku terus mengalir, aku mengenakan popok untuk menampung air ketuban. Suamiku dengan siaga dan cekatan menemani setiap proses yang aku rasakan di hari itu.

Sampai akhirnya pukul 16.00, petugas kembali mengecek pembukaan lagi. Tapi ternyata pembukaanku tak kunjung bertambah. Aku mulai panik. Aku takut janin dalam kandunganku dalam bahaya atau bahkan menelan air ketuban. Suamiku dan Bapak mulai mencari informasi rumah sakit untuk Caesar. Mulai dari mencari informasi ketersediaan kamar, dokter, tindakan dll. Karena sudah 12 jam air ketubanku pecah dan pembukaan tidak maju atau bertambah.

Suamiku mengutarakan kegelisahan yang kami rasakan pada petugas klinik. Hingga akhirnya Bidan atau Suster yang ada disana menghampiriku. Ia mengatakan kondisi bayi dalam kandunganku terbilang kuat dan sehat. Kondisiku juga dalam keadaan yang sehat. Sehingga sayang jika aku menyerah dan memutuskan untuk operasi Caesar. Petugas tersebut menawariku untuk induksi melalui infus. Ia juga mneyebutkan jika induksi tersebut akan terasa 10x lebih sakit dibanding rasa mules yang datang secara alami. Aku tidak pikir panjang dan menerima untuk diinduksi. Karena aku ingin segera bertemu bayi dalam kandunganku. Mules yang aku rasakan sedari pagi rasanya seperti akan Haid. Tapi masih bisa dengan mudah ku atasi karena datangnya juga per 5 menit sekali.

Ternyata, ucapan petugas tadi benar. Setelah caran induksi dimasukkan kedalam infus, aku meraskan mulesnya gelombang cinta yang luar biasa. Sakitnya benar benar lebih terasa dibanding mules alami yang sebelumnya ku rasakan. Gelombang cinta tersebut juga semakin sering ku rasakan dibanding sebelumnya. Pukul 18.00 ketika dicek pembukaan, ternyata pembukaan maju menjadi 2. Padahal aku kira sakitnya sudah luar biasa tapi ternyata pembukaannya belum bertambah banyak juga.

Ketika merasakan gelombang cinta yang datang aku juga merasakan kantuk. Bahkan ketika sudah diinduksi aku juga merasakan mual. Sedari pagi sampai sore aku masih bisa makan dan ngemil sesuka hati. Tapi ketika sudah diinduksi rasanya mual dan aku juga sempat memuntahkan makanan yang aku makan. Sungguh induksi rasanya tak karuan. Segala pikiran negatif juga seolah datang kala itu. Alhamdulillah suami, mamah dan bapak menguatkanku. Petugas di klinik juga menyemangatiku pikirkan saja sebentar lagi aku akan bertemu bayi dalam kandunganku katanya.

Pukul 19.30 aku kembali dicek pembukaan. Pembukaan yang terjadi ternyata 3 longgar. Aku semakin berisik. Berujar segala kalimat yang kini bahkan ku tak ingat. Tapi kata suamiku, aku tak sampai berujar kalimat aneh aneh atau bermakna negatif (syukurlah, kan takut kalau ternyata keluar sumpah serapah ngga jelas kan)

Akhirnya petugas membawaku ke ruang persalinan. Bukannya deg degan aku merasa antusias. Karena mules yang aku raskan akan segera berkahir pikirku. Aku memilih Klinik Cimahi Sehat sebagai lokaso persalinan karena aku terbiasa memeriksakan kandunganku disini. Aku sudah melakukan USG 4D sejak usia kehamilan 16 minggu. Kemudian ku lakukan lagi pada usia kehamilan 28 minggu, 32 minggu dan 36 minggu. Aku merasa cocok dengan dokter kandungan yang ada disini yaitu dr. Nogi E prasetiyo, Sp.OG. Selain itu metode salsabila yang ada disini juga membuatku penasaran bagaimana rasanya melahirkan tanpa rasa sakit yang ku pikir akan meminimalisir rasa trauma pada diriku dan bayiku kelak.

Baca Juga : Cerita Pemeriksaan USG 4D di Cimahi

Aku kembali dipasangi alat untuk mengecek kontraksi yang timbul di bagian perut. Selain itu ada dokter juga yang mengecek pembukaanku kembali. Beliau mengungkapkan aku bisa segera melangsungkan proses persalinan. Perasaanku antara sakit mules dan antusias akan segera bertemu dengan bayiku bercampur menjadi satu.

Proses selanjutnya, aku disuntik kembali di bagian punggung tulang belakang. Sepertinya aku disuntik oleh Dokter Anastesi (aku tidak sempat bertanya). Setelah disuntik bagian perut atau pinggang ke bawah sampai kaki menjadi kebal dan tidak merasakan apa apa. Tetapi bagian badan atas masih bisa bergerak seperti biasa.

Bidan dan suter di ruangan juga menyuruhku untuk tiduran dan miring ke arah kiri. Untuk mempercepat pembukaan katanya. Setelah disuntik aku tidak merasakan mules seperti sebelumnya. Bahkan aku bisa makan kembali seperti biasanya. Beberapa kali bidan memeriksa kembali pembukaan yang terjadi padaku. Pembukaan kali ini bahkan terjadi lebih cepat. Pembukaan 4, 5, 6, 7, 8, hanya terjadi dalam hitungan menit begitu saja. Tidak seperti pembukaan 1 ke pembukaan 2 yang harus menunggu sampai berjam jam.

Aku benar melalui proses melahirkan tanpa rasa sakit setelah disuntik di tulang belakang. Bidan memberiku intruksi dan aba aba ketika aku harus mengejan. Aku tidak merasakan sakit atau apapun pada bagian bawah tubuhku. Ketika sudah 3 4 kali aku mengejan bayiku belum terlahir juga. Akhirnya dokter memberi tindakan vakum. Alhamdulillah aku mendengar suara tangisan bayi yang keluar dari rahimku kala itu. Ternyata, bayiku terlilit 2 tali pusat di bagian lehernya. Menurut dokter hal itulah yang membuat pembukaan menjadi lama. Ketika ku mengejan bayi juga tak kunjung keluar karena tertahan oleh tali pusat yang melilitnya.

Tak hentinya aku menatap bayi mungil yang selama ini aku nantikan. 38 minggu aku mengandungnya dan Alhamdulillah pada pukul 21.49 bayiku terlahir dalam keadaan lengkap dan sempurna.
Aku benar benar tidak merasakan sakitnya proses melahirkan di ruang persalianan. Bahkan ketika dijahit dan ari ari dikeuarkan dari perutku aku juga tidak merasakan apa apa. Padahal darah yang keluar menurut suamiku cukup banyak. Suamiku mendampingiku selama proses persalinan. Akunya tenang tenang saja karena tidak merasakan sakit, suamiku yang katanya justru nyeri linu melihat proses persalinanku malam itu.

Aku mulai merasakan linu dan nyerinya pasca persalinan saat suntikan anastesi mulai menghilang pada pukul 24.00 malam itu. Namun melihat bayi di sebelahku sakit yang kurasakan tak ada artinya menurutku. Bahkan pada keesokan harinya aku juga sudah bisa ke toilet seperti biasa walaupun masih ditemani suami karena takut terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

Bayi mungil Laki laki terlahir dengan berat 3.1 kg dan panjang 50 cm. Sangat kuingat jelas tangisannya pertama kali saat terlahir ke dunia. Rasa syukur sangat sangat aku rasakan akan kehadirannya. Sungguh Allah Maha Baik, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Walaupun merasakan proses yang panjang tapi aku sangat bersyukur karena bisa melalui setiap prosesnya dengan baik.

Melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode Salshabila yang aku rasakan menurutku sangat bermanfaat dan menguntungkan. Aku tidak meraskan sakit ketika persalinan. Sakit yang aku rasakan ialah ketika diinduksi karena pembukaan tak kunjung datang. Sakit luar biasa yang tak akan pernah ku lupakan.
Banyak yang bilang "wah enak dong tidak meraskan sakit seperti wanita kebanyakan" Menurutku, sah sah saja anggapan begitu. Tapi tidak semua orang juga merasakan sakitnya induksi yang mulesnya lebih lebih sakit daripada mules alami.

Jika saja aku datang ke klinik saat sudah pembukaan 4, dengan kondisi siap untuk bersalin maka aku bisa saja langsung disuntik di tulang belakang. Tapi aku tidak mau berandai andai. Semua proses yang sudah ku lalui aku anggap hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku.

Pengalaman Buruk pakai Toilet Umum !

Sudah lewat beberapa hari aku mengalami kejadian kurang mengenakkan ini. Tapi rasanya dipendam sendiri malah makin kesel jadinya. Jadi, aku mau coba share cerita yang menurutnku ngga sopan ini biar temen temen bisa lebih hati hati lagi.

Kejadiannya tanggal 11 September lalu di sebuah toilet umum di dalem bioskop salah satu mall besar di Bandung. Kaya udah kebiasaan setiap habis nonton pasti pengen ke kamar mandi setelah duduk lama ngabisin waktu buat nonton. Iya ngga sih? Nah biasnaya kondisi di jam jam keluarnya penonton ini juga bikin toilet penuh sama pengunjung.

Setelah dapet giliran toilet kosong, yaudah masuk aja biasa. Di luar bilik toilet kedengeran beberapa orang gerombolan berisik gitu bilang ini toilet kosong apa ada isinya sih. Padahal jelas kan kalau toilet kekunci dan di indikator pintu warnanya merah berarti lagi ada orangnya dong. Beda kalau slot kuncinya lagi nunjukkin warna hijau yang berarti keadaan toileet kosong. Lagipula diluar banyak juga yang lainnya lagi pada antri. Dimana logikanya kalau toilet kosong ya ngapain juga orang pada antri.

Sebuah kejadian tidak mengenakkanpun muncul. Pintu toilet kan ngga semua rapat banget, kaya ada sedikit banget jeda buat slot kuncinya gitu kan. Tiba tiba ada sepasang mata yang keliatan NGINTIP dari luar. Bayangin deh kalau kamu ada di daelm toilet terus berasa dikepoin dari luar gitu, apa rasanya? walaupun ngintipnya kaya cuma sepersekian detik dan aku juga gatau apa yang sempet dia liat, tapi kan risih banget ngga sih!  

Buru buru deh tuh nyelesein buang air kecil di toiletnya. Pas keluar aku gatau juga kan siapa yang ngeliat ke dalem barusan. Cuma bisa pasang muka kesel tanpa tahu harus marah ke siapa. Yang jelas jadi pelajaran banget buat lebih hati hati milih toilet atau pake toilet di jam yang lagi rame gitu. Pelajaran lainnya adalah harus sabar. Ngga ngerti lagi sih apa tujuan dari emilik sepasang mata yang ngintip di luar tadi. Padahal dengan dia ngetuk pintunya dan nanya ada orang di dalem apa engga aja dah cukup kan ya? tanpa harus ngintip liat ke dalem toilet.

Ternyata pengalaman tidak mengenakkan ini juga kejadian dong sama mamah sendiri. Kebetulan waktu itu nontonnya emang sama mamah juga. Toilet yang kita pake juga hadap hadappan. dan kejadian yang dialamin mamah rasanya juga cukup ngga sopan sih. Pintu toilet punya mamah slot kuncinya ternyata ngga bisa ngunci full, jadi kalau didorong pake tenaga agak kuat gitu pintunya pasti ngebuka. Tapi karena udah kebelet yaudah akhirnya dipake aja toiltenya. Ngga mikir aneh aneh soalnya orang orang di luar juga kan liat mamah masuk toilet. Yang berarti mereka tau dong di dalem ada orangnya.

Tapi ternyata masih ada aja orang yang ngga sopan. Dia dorong pintunya sampe kebuka disaat mamah masih ada di dalem toilet. tanpa negtuk dulu atau nanya di dalem ada orangnya atau engga. Untungnya posisi mamah udah selesai dan emang mau keluar. Bisa bayangin ngga sih malunya gimana kalau pas di dalem mamah belum selesai? Mamah langsung negur orangnya dan kamu tau apa yang dia bilang? 'Oh ada orangnya ya'

Aku ga paham lagi sih dimana pikiran orang orang yang pernah atau ngelakuin hal ngga sopan kaya gitu. Apa susahnya sabar dan antri sebentar. Atau kalau penasaran seenggaknya ketuk aja dulu pintunya dan nanya langsung. Semoga temen temen ngga pernah dan ngga akan ngalamin kejadian yang tidak mengenakkan ini ya.

Aku juga gatau aakah orang yang ‘ngintip’ dan ‘dorong’ pintu toilet mamah itu satu orang yang sama atau bukan. Yang jelas apa yang mereka lakuin itu Ngga Sopan. Rasanya jadi pengen judge yang macem macem. Padahal kalau emang udah kebelet banget dan kondisi toilet disitu penuh, kenapa ngga cari toilet lain aja. Lagipula, orang buang air kecil didalem toilet juga lamanya ngga sampe 10 menit kan. Ngga ngerti sih mikirnya gimana.

Maaf ya teman teman ku emosi sekali rasanya. Pengen negur pengen marah tapi gatau sama siapa. Kalau dia salah satu pembaca tulisan ini, semoga dia segera sadar kalau tindakannya itu salah dan ngga ngulangin kebiasaan jeleknya itu. 

Jadi pelajaran baru juga kalau milih toilet umum yang lebih rapi tata letaknya dan mending cari yang ngga penuh aja biar ngga digangguin sama orang ngga sabar kaya gitu. Banyak hikmah yang bisa diambil sebenrnya dari kejadian tidak mengenakkan tersebut. 
Teman teman pernah punya cerita ngga enak juga?

TIPS MENGATASI KAKI KRAM PADA IBU HAMIL

Kehamilan yang dirasakan oleh wanita merupakan suatu kebahagiaan yang luar biasa. Namun tahukah kamu bahwa perjuangannya juga bukan hal yang mudah dan biasa saja. Banyak sekali keluhan yang seringkali dirasakan oleh ibu hamil. Mulai dari morning sickness seperti pusing, mual dan muntah di trisemster pertama. Sulit tidur di malam hari, nafas yang mulai terasa berat, rahim yang semakin besar dan membuat berat badan juga meningkat tajam. Keluhan lainnya yang sering dirasakan oleh ibu hamil yaitu kaki kram.

Kram pada merupakan suatu kondisi dimana otot pada bagian tubuh tiba tiba menegang dan akhirnya membuat rasa sakit pada bagian tubuh tersebut. Bagian tubuh yang bisa merasakan keram bisa apa saja, namun yang paling sering yaitu bagian tangan dan kaki. Pada ibu hamil, kram pada kaki adalah hal yang sering terjadi. Apalagi di malam hari ketika ibu hamil tengah tidur lelap. Ibu hamil biasanya bangun tiba tiba karena rasa nyeri yang dirasakannya akibat kram pada kaki.

Kondisi kram pada kaki merupakan hal yang wajar terjadi. Dikutip dari berbagai sumber, kram pada kaki ibu hamil bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya

1. Kekurangan Kalsium dan Magnesium
Ibu hamil membutuhkan kalsium dan magnesium yang lebih banyak daripada biasanya. Hal ini karena janin dalam kandungan juga memerlukan kalsium untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang, saraf dan otot janin di dalam kandungan. Selain itu kalsium juga berperan penting untuk menjaga detak jantung bayi agar selalu stabil. Bagi ibu hamil sendiri, kalsium penting untuk mencegah osteoporosis.

2. Dehidrasi dan Kurang Minum Air Putih
Kekurangan cairan pada ibu hamil juga dapat mendapatkan kram pada kaki ibu hamil. Ibu hamil yang jarang atau sedikit dalam mengkonsumsi air putih juga disebut sering merasakan kram pada kaki saat tengah hamil.

3. Suhu Dingin
Suhu dingin pada malam hari yang seringkali dirasakan ibu hamil juga dapat memicu kram pada kaki. Suhu dingin dapat memicu otot menegang sehingga akhirnya menimbulkan kram pada bagian tubuh ibu hamil.

4. Cedera saat tidur
Ketika tengah tertidur pulas kadang ibu hami, tidak sengaja berubah posisi secara tiba tiba sehingga bisa membuat cedera. Sehingga otot tiba tiba bisa saja menegang dan akhirnya membuat kaki atau bagian tubuh ibu hamil lainnya menjadi kram.

Kram yang dirasakan oleh ibu hamil bisa saja terjadi hanya dalam hitungan detik. Namun akibat kram tersebut bisa membutuhkan waktu yang berbeda beda pada ibu hamil. Ada yang tidak merasakan nyeri maupun ngilu sejak kram terjadi. Ada juga yang merasakan nyeri dan ngilu pasca kram selama beberapa menit bahkan ada yang sampai merasakan pegal beberapa hari kemudian. Bagi yang pernah merasakan kram pada kakinya saat hamil tentu mengetahui bagaimana rasa nyeri dan ngilu yang dialaminya tersebut. Adapun terdapat beberapa tips agar ibu hamil dapat meminimalisir kram yang terjadi. Diantaranya yaitu

1. Letakkan posisi kaki lebih tinggi dari posisi badan
2. Kompres kaki dengan air hangat sebelum tidur
3. Pijat kaki sebelum tidur
4. Perbanyak minum air putih
5. Lakukan peregangan dan olahraga ringan dan aman untuk ibu hamil setiap hari
6. Rendam kaki dengan air hangat sebelum tidur
7. Pastikan kaki dalam kondisi hangat dan tidak kedinginan ketika tidur

Beberapa cara yang tertera diatas terbukti berhasil menurutku. Setelah melakukan beberapa cara diatas kram kaki yang beberapa kali sering ku rasakan saat hamil juga tidak terjadi lagi. Semoga cara ini membantu teman teman yang sedang hamil atau sering merasakan kram pada kaki saat malam hari ya. Punya tips lainnya yang bisa mengatasi kram saat hamil? Silahkan comment dibawah ini. Mari berdiskusi bersama ya